Jenis-jenis minyak goreng (Part 1)
Semua pilihan tersebut hadir dengan keunggulan masing-masing. Tentu kita tidak ingin mengorbankan kesehatan hanya karena menekan biaya belanja bulanan ataupun sebaliknya kita tidak ingin biaya belanja menjadi diluar kendali karena kebingungan kita memilih.
Berikut uraian jenis-jenis minyak goreng, kandungan juga manfaatnya yang perlu kita ketahui, agar kita tepat memilih tanpa perlu khawatir soal apapun.
1. Minyak Biji Bunga Matahari
Minyak biji bunga matahari dihasilkan dari biji bunga matahari yang di ekstraksi ataupun dikompres. Mengandung 48-74% asam linoleat (asam lemak tak jenuh) yang berfungsi untuk kesehatan otak, kulit, dan pertumbuhan rambut. Minyak ini merupakan perpaduan lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, dengan bagian yang penting asam linoleat itu tadi. Vitamin E dalam minyak ini, menjadi daya tarik konsumen dan menjadi nilai jualnya. Selain asam linoleat kandungan asam oleat juga ada dalam minyak ini dengan komposisi 10-14% saja.
2. Minyak Sawit/ Minyak Inti Sawit
Minyak nabati ini paling banyak merajai pasar di Indonesia, sebab sumbernya yang melimpah yaitu buah pohon kelapa sawit. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti sawit meskipun dihasilkan dari inti buah yang sama.
Minyak sawit berwarna merah alami karena kandungan beta-karoten yang tinggi, sedangkan minyak inti sawit berwarna kuning karena merupakan hasil olahan lanjutan dari inti kelapa sawit. Lemak jenuh pada kedua minyak ini masing maing sebesar 41% pada minyak sawit dan 81% untuk minyak inti sawit. Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi meski demikian minyak sawit tidak mengandung kolesterol walaupun diketahui mengkonsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan kolesterol. Jangan termakan iklan bebas kolesterol, karena minyak bebas kolesterol tetap akan meningkatkan kolesterol jahat (LDL) apabila mengandung banyak lemak jenuh rantai panjang seperti minyak sawit (http://www.naroopindonesia.com/minyak-goreng-non-gmo/)
3. Minyak Zaitun
Mengandung asam oleat dan polifenol, minyak zaitun cukup banyak menjadi pilihan. Asam oleat diketahui merupakan asam lemak tak jenuh tunggal yang sehat. Asam lemak ini banyak digunakan sebagai pengganti lemak hewani yang tinggi lemak jenuh, baik untuk menurunkan kadar kolesterol, namun asupan asam oleat yang berlebih dapat menimbulkan steatosis sejenis radang pada hati.
4. Minyak Alpukat
Minyak alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, mencapai 70% tertinggi dari jenis minyak goreng lainnya. sulitnya mendapatkan minyak ini, menjadikan harganya cukup mahal sehingga popularitasnya dikalahkan oleh minyak kelapa dan minyak zaitun. Jika diracik sebagai obat topikal, minyak alpukat, dapat meningkatkan sintesis kolagen, dan megurangi jumlah sel yang mengalami peradangan selama proses penyembuhan luka.
5. Minyak Wijen
Minyak nabati ini banyak digunakan dalam masakan Korea, Cina, dan Taiwan sebagai penyedap. Mengandung banyak vitamin E, vitamin A, vitamin B, kalsium, dan magnesium.
6. Minyak Kanola
Dihasilkan dari buah kanola yaitu salah satu variasi genetik dari perkembangbiakan rapeseed (sebutan dalam bahasa inggris bagi beberapa kelompok tumbuhan marga Brasicca yang dibudidayakan untuk diambil minyak dari bijinya) dengan menggunakan metode tradisional, agar rapeseed lebih mudah diolah dan rasanya menjadi lebih enak. Minyak kanola merupakan sumber lemak tak jenuh tunggal biasanya untuk mengganti mentega dan juga keju sehingga mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL). Dibandingkan minyak lainnya minyak kanola hanya mengandung 7% lemak jenuh.
7. Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)
Berbeda dengan minyak kelapa (kopra), minyak kelapa murni atau VCO tergolong minyak sehat yang sangat mudah ditemui dipasaran. Minyak sehat ini dari segi proses sangat berbeda dengan minyak kopra sebab dalam proses pembuatannya, parameter suhu harus terkontrol. Warnanya yang bening, menjadikan minyak ini seperti air. VCO mengandung 43%-53% asam laurat yang berfungsi sebagai anti virus, bakteri, dan jamur sehingga baik untuk imunitas tubuh. Meskipun tergolong dalam asam lemak jenuh, VCO memiliki rantai asam lemak sedang, sehingga dalam tubuh, lebih mudah termetabolisme oleh hati sehingga manfaatnya lebih cepat didistribusikan ke seluruh tubuh. Selain asam laurat, Vco juga mengandung asam kaprilat yang berfungsi sebagai anti kanker.